A. PENGOLAHAN
CITRA
PENDAHULUAN
/ DEFINISI
•
Citra = gambar = image
Citra, menurut kamus Webster, adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda misal :
- foto
Anda mewakili entitas diri Anda sendiri di depan kamera
- foto
sinar-X thorax mewakili keadaan bagian dalam tubuh seseorang
- data
dalam suatu file BMP mewakili apa yang digambarkannya
•
Citra, dari sudut pandang matematis, merupakan fungsi menerus (continue)
dari intensitas cahaya pada bidang 2 dimensi.
•
Citra yang terlihat merupakan cahaya yang direfleksikan dari sebuah objek.
Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas
cahaya tersebut dan pantulan cahaya ditangkap oleh alat-alat optik, misal mata
manusia, kamera, scanner, sensor satelit, dsb, kemudian direkam.
Citra
sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat :
1.
optik berupa foto
2.
analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi
3.
digital yang dapat langsung disimpan pada media penyimpan magnetik
Citra
juga dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Citra tampak (foto, gambar, lukisan, apa yang nampak
di layar monitor/televisi , hologram , dll)
2. Citra tidak tampak (data foto/gambar
dalam file, citra yang direpresentasikan dalam fungsi matematis)
Citra
digital = citra yang disimpan dalam format digital (dalam bentuk file).
Hanya
citra digital yang dapat diolah menggunakan komputer. Jenis citra lain jika
akan diolah dengan komputer harus diubah dulu menjadi citra digital.
• Pencitraan
(imaging) = kegiatan mengubah informasi dari citra tampak/citra non
digital menjadi citra digital. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
pencitraan adalah : scanner, kamera digital, kamera sinar-x/sinar infra merah,
dll
• Pengolahan
Citra
= kegiatan memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia/mesin(komputer). Inputannya adalah citra dan
keluarannya juga citra tapi dengan kualitas lebih baik daripada citra masukan misal citra warnanya kurang tajam,
kabur (blurring), mengandung noise (misal bintik-bintik putih), dll sehingga
perlu ada pemrosesan untuk memperbaiki citra karena citra tersebut menjadi
sulit diinterpretasikan karena informasi yang disampaikan menjadi berkurang.
• Analisis
Citra
=
kegiatan menganalisis citra sehingga menghasilkan informasi untuk menetapkan
keputusan (biasanya didampingi bidang ilmu kecerdasan buatan/AI yaitu
pengenalan pola (pattern recognition) menggunakan jaringan syaraf tiruan,
logika fuzzy, dll).
Dalam
ilmu komputer sebenarnya ada 3 bidang studi yang berkaitan dengan citra, tapi
tujuan ketiganya berbeda, yaitu :
1.
Grafika Komputer
2.
Pengolahan Citra
3.
Pengenalan Pola
Format
Citra
•
Citra digital biasanya berbentuk persegi panjang, secara visualisasi dimensi
ukurannya dinyatakan sebagai lebar x tinggi
•
Ukurannya dinyatakan dalam titik atau piksel (pixel=picture element)
•
Ukurannya dapat pula dinyatakan dalam satuan panjang (mm atau inci = inch)
•
Resolusi = banyaknya titik untuk setiap satuan panjang (dot per inch).
•
Makin besar resolusi makin banyak titik yang terkandung dalam citra, sehingga
menjadi lebih halus dalam visualisasinya.
• Resolusi Citra = resolusi spasial dan
resolusi kecemerlangan, berpengaruh pada besarnya informasi citra yang hilang.
• Resolusi
spasial = halus / kasarnya pembagian kisi-kisi baris dan kolom.
Transformasi citra kontinue ke citra digital disebut
digitalisasi (sampling).
Misal hasil digitalisasi dengan jumlah baris 256 dan
jumlah kolom 256 resolusi
spasial 256 x 256.
• Resolusi
kecemerlangan (intensitas/brightness)=
halus / kasarnya pembagian tingkat kecemerlangan.
Transformasi data analog yang bersifat kontinue ke
daerah intensitas diskrit disebut kuantisasi. Bila intensitas piksel berkisar
antara 0 dan 255 resolusi
kecemerlangan citra adalah 256
Bagaimana sebuah citra direpresentasikan dalam file ?
Pertama-tama seperti halnya jika kita ingin melukis
sebuah gambar, kita harus memiliki palet dan kanvas
• Palet = kumpulan warna yang dapat membentuk citra,
sama halnya seperti kita hendak melukis dengan cat warna, kita memiliki palet
yang bisa kita isikan berbagai warna cat air
• Setiap warna yang berbeda dalam palet tersebut kita
beri nomor (berupa angka)
• Contoh untuk citra monokrom (warnanya hanya
putih-abu abu-hitam), berarti kita memiliki palet sbb:
Setelah itu kita dapat menggambar menggunakan
warna-warna dalam palet tersebut di atas sebuah kanvas
• Sebuah kanvas dapat kita anggap sebagai sebuah
matriks dimana setiap elemen dari matriks tersebut bisa kita isikan dengan
salah satu warna dari palet
• Informasi tentang palet (korespondensi antara warna
dengan angka) disimpan dalam komputer (program pembuka citra seperti Paint,
Photoshop, dll) sehingga sebuah file citra dalam komputer hanya perlu menyimpan
angka-angka yang merepresentasikan sebuah warna.
• Sebuah citra direpresentasikan dalam sebuah
matriks yang berisi angka-angka
MACAM / TYPE CITRA
BERDASARKAN FORMAT PENYIMPANAN NILAI WARNANYA
A. CITRA BINER
• Setiap titik (pixel) dalam
citra bernilai 0 atau 1.
Warna hitam = 0, putih = 1.
B. CITRA SKALA KEABUAN
• Citra skala keabuan mempunyai
kemungkinan warna antara hitam (minimal) dan putih (maksimal)
• Jumlah maksimum warna sesuai
dengan bit penyimpanan yang digunakan.
C. CITRA WARNA (TRUE
COLOR)
• Setiap titik (pixel) pada citra warna mewakili warna
yang merupakan kombinasi dari tiga warna dasar yaitu merah hijau biru citra RGB (Red Green Blue)
• Setiap warna dasar mempunyai
intensitas sendiri dengan nilai maksimum 255 (8 bit)
Red =
warna minimal putih, warna maksimal merah
Green
= warna minimal putih, warna maksimal hijau
Blue =
warna minimal putih, warna maksimal biru
Misal warna kuning = kombinasi
warna merah dan hijau sehingga nilai RGB-nya = 255 255 0 Warna ungu muda =
kombinasi warna merah dan biru sehingga nilai RGB-nya = 150 0 150
Contoh : bisa dilihat di
Photoshop
• Jadi setiap titik pada citra
warna membutuhkan data 3 byte
• Jumlah kemungkinan kombinasi warna 224 =
lebih dari 16 juta warna 24 bit disebut true color karena dianggap mencakup semua
warna yang ada.
PEMAMPATAN CITRA (IMAGE
COMPRESSION)
•
Semakin besar ukuran citra, semakin besar memori yang dibutuhkan. Namun
kebanyakan citra mengandung duplikasi data, yaitu :
-
suatu piksel memiliki intensitas yang sama dengan dengan piksel tetangganya,
sehingga penyimpanan setiap piksel memboroskan tempat
-
citra banyak mengandung bagian (region) yang sama, sehingga bagian yang sama
ini tidak perlu dikodekan berulangkali karena mubazir atau redundan
Contoh : citra langit biru dengan beberapa awan putih banyak intensitas piksel dan region yang
sama
•
Pemampatan citra / kompresi citra bertujuan meminimalkan kebutuhan memori untuk
merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra
sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi
citra semula.
• Manfaat kompresi citra :
- Waktu pengiriman data pada
saluran komunikasi data lebih singkat
Contoh : pengiriman gambar dari
fax, videoconferencing, handphone, download dari internet, pengiriman data
medis, pengiriman dari satelit, dsb
- Membutuhkan ruang memori
dalam storage lebih sedikit dibandingkan dengan citra yang tidak dimampatkan
•
Metode kompresi yang diharapkan :
-
Proses kompresi dan dekompresinya cepat
Proses
kompresi : citra dalam representasi tidak mampat dikodekan dengan representasi
yang meminimumkan kebutuhan memori. Citra terkompresi disimpan dalam file
dengan format tertentu, misal JPEG (Joint Photographic Experts Group)
proses
dekompresi : citra yang sudah dimampatkan dikembalikan lagi (decoding) menjadi
representasi yang tidak mampat. Diperlukan bila citra tersebut ditampilkan ke
layar / disimpan dalam format tidak mampat (bentuk bitmap(BMP)
-
Memori yang dibutuhkan seminimal mungkin
Ada
metode yang berhasil kompresi dengan persentase besar, ada yang kecil. Ukuran
memori hasil kompresi juga bergantung pada citra itu sendiri, yaitu citra yang
mengandung banyak elemen duplikasi biasanya berhasil dikompresi dengan memori
yang lebih sedikit. Contoh : citra langit biru tanpa awan dibandingkan dengan
citra pemandangan alam (mengandung banyak objek)
-
Kualitas citra hasil kompresi harus bagus (fidelity)
Informasi
yang hilang akibat kompresi seharusnya seminimal mungkin sehingga kualitas
hasil kompresi bagus. Tetapi biasanya kualitas kompresi bagus bila proses
kompresi menghasilkan pengurangan memori yang tidak begitu besar, demikian
sebaliknya.
B. INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra : adalah kegiatan menafsir, mengkaji,
mengidentifikasi, dan mengenali obyek pada citra, selanjutya menilai arti
penting dari obyek tersebut
Kegiatan memperoleh data inderja dari
interpretasi citra ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu, yaiatu Stereoskop. Alat ini berfungsi untuk memunculkan
gambar 3D dari 2 buah foto udara 2D yang diletakkan secara bertampalan. Dua
buah foto udara tersebut merupakan wilayah yang sama namun sudut pemotretannya
berbeda.
Langkah-langkah umum yang dilakukan untuk memperoleh data
penginderaan jauh agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang adalah :
1.
Deteksi : Pada
tahap ini dilakukan kegiatan mendeteksi obyek yang terekam pada foto udara
maupun foto satelit
2.
Identifikasi
: Mengidentifikai obyek berdasarkan ciri-ciri spektral, spasial dan
temporal.
3.
Pengenalan
: Pengenalan obyek yang dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan
obyek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu
4.
Analisis
: Analisis bertujuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama
5.
Deduksi
: Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada
citra ke arah yang lebih khusus.
6.
Klasifikasi : Meliputi
deskripsi dan pembatasan (deliniasi) dari obyek yang terdapat pada citra
7.
Idealisasi
: Penyajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap
pakai.
UNSUR-UNSUR
INTERPRETASI CITRA
Dalam
melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah
obyek. Unsur-unsur tersebut jika disusun secara hirarki menurut tingkat
kesulitan interpretasi akan terlihat seperti pada gambar di bawah ini :
unsur
interpretasi citra, sebagai berikut:
Rona
dan Warna
Rona ialah tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak
oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum
tampak.
Sungai mempunyai warna lebih
gelap dari pada jalan dikarenakan air mempunyai sifat lebih banyak menerima
tenaga dan sedikit memantulkan tenaga sedangkan jalan aspal lebih sedikit
menyerap tenaga dan banyak memantulkan tenaga.
a. Rona
Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang
terdapat pada citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi
obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut
dengan sinar putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau
selanjutnya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra,
yaitu:
Karakteristik obyek
Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :
1.
Warna obyek yang gelap
cenderung menghasilkan rona yang gelap
2.
Permukaan kasar
cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena sinar yang datang mengalami
hamburan hingga mengurangi pantulan sinarnya.
3.
Obyek yang
basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap
4.
Pantulan obyek,
misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap. Sedangkan perbukitan kapur
akan menhasilkan rona yang terang
Cuaca
Kondisi udara di
atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki rona yang terang/gelap. Jika
kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan berkabut akan menyebabkan rona pada
citra cenderung gelap
Letak Obyek dan waktu pemotretan
Letak obyek berkaitan
dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan besarnya sudut datang sinar
matahari. Waktu pemotretan juga mempengaruhi sudut datang sinar matahari.
Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih
terang dibandingkan dengan pemotretan pada sore/pagi hari.
Warna
Warna adalah ujud
tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum
tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam wujud
hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Contoh
penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar berikut :
Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto
udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali
gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau
kotak.
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang
mencerminkan konfigurasi atau kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang
jelas dan khas sehingga banyak obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung
dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja.
Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :
1. Shape (bentuk umum/luar)
Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk
sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek secara
umum, misal :
Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika foto udara yang
digunakan berskala kecil.
2. Form (bentuk rinci)
Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya
dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih
rinci, misal :
Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati
dengan menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa
sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-bentuk lain
yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :
·
pada lereng gunung
tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang menuruni lereng.
·
terdapat
patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil, jurang dan lembah.
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya
merupakan unsur interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri
khas sehingga mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek
yang dapat dikenali menurut bentuknya misalnya :
·
Gedung sekolah pada
umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U dan persegi panjang atau kotak.
·
Tajuk pohon palma
berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut berbentuk kerucut dan tajuk pohohn
bambu seperti buu-bulu.
·
Bekas Meander sungai
yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran rendah yang berbentuk tapal kuda
dan kadang berisi air yang menjadi danau tapal kuda (danau
oxbow).
·
Lapangan sepakbola
yang memiliki lintasan lari berbentuk elips, sedangkan yang tidak memiliki
lintasan lari akan berbentuk persegi panjang.
·
Masjid dapat dikenali
dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk khas pada kubahnya.
·
Ukuran
·
Ukuran merupakan ciri
objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran
objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai
interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan
oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).
·
Ukuran adalah atribut
obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan
lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan
obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan
bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat
diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto
udara.
·
Beberapa obyek yang
dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda misalnya :
1. Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki
ukuran yang berbeda dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik.
Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah
dan perkantoran.
2. Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis
kayunya juga dapat volumenya. Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon,
diameter batang pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya.
3. Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat
juga dapat dibedakan dari ukurannya. Misalnya :
– Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X
80 m
– Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m
Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada
citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona
kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur
dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang.Misalnya: Hutan
bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
stur adalah frekwensi perubahan rona pada
citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dapat
dibedakan secara individual. Tekstur seding dinyatakan dengan kasar,
belang-belang, sedang dan halus.
Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat
dilihat dari :
1. permukaan buminya tidak rata atau tidak
2. keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi
misal
pepohonan,
perairan, permukiman dll.
Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :
1. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak
bertektur halus.
2. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang,
kumpulan pepohonan
bertekstur kasar.
3.
Permukaan air yang
tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang, berombak besar
bertekstur kasar.
Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri
yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek
alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur
geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi
dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan
selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah
dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu
dari pola serta jarak tanamnya.
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek
yang. Tingkat kerumitan pola lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk,
ukuran dan tekstur. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai
bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali
dengan menggunakan unsur pola misalnya :
1. Pola Aliran Sungai
Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati
misalnya :
a. Aliran sungai konsekuen
Adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengan
kemiringan batuan daerah yang dilewatinya.
b. Aliran sungai radial sentrifugal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
alirannya meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di
daerah vulkan atau puncak yang berbentuk kerucut
c. Aliran sungai radial sentripetal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
alirannya menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah
ledokan/basin atau aliran sungai yang masuk ke danau.
2. Permukiman
Perumahan rakyat yang disediakan khusus oleh
suatu proyek baik pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur, biasanya
memiliki jarak dan ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk
cenderung memiliki pola tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak
seragam.
3. Pola tanam pada tanaman di lahan perkebunan.
Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun
kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya.
Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada
di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci
pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan
menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya
bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan
adanya bayangan.
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau
obyek yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah
bayangan biasanya hanya tampak samar-samar atau bahkan tidak tampak sama
sekali. Meskipun bayangan membatasi gambaran penuh suatu obyek pada foto
udara, kadang justru menjadi kunci penting dalam interpretasi terutama untuk
mengenali suatu obyek yang justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat
bayangannya.
Beberapa contoh obyek yang dapat dikenali dari bayangannya
misalnya :
1. Jalan layang
Jalan layang dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi
dari jalan lain disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan
bayangan jalan layang tersebut.
2. Jembatan
Jembatan dapat dikenali dari bayangannya yang memotong sebuah
sungai.
·
Tembok stadion
dan gawang terlihat lebih tampak dari bayangannya.
·
Cerobong asap, tangki
minyak dan bak air. Cerobong asap, tangki minyak dan bak air yang dipasang
pada sebuah pabrik terlihat lebih tinggi dari bayangannya.
·
Menara. Menara
suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya
·
Tembok stadion
dan gawang terlihat lebih tampak dari bayangannya.
·
Cerobong asap, tangki
minyak dan bak air. Cerobong asap, tangki minyak dan bak air yang dipasang
pada sebuah pabrik terlihat lebih tinggi dari bayangannya.
·
Menara. Menara
suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya
Bayangan yang
terbentuk pada suatu obyek sangat dipengaruhi oleh arah datang sinar matahari
dan letak lintang.
1.
Apabila pemotretan
dilakukan pada pagi hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah barat.
2.
Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari,
bayangan obyek akan terletak di sebelah timur.
Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore
hari dan bulan-bulan tertentu di Equator.
·
Gerak semu matahari
juga akan menyebabkan letak bayangan berbeda meskipun sama-sama dipotret pada
pagi atau sore hari. Gerak semu matahari menyebabkan matahari seolah-olah
mengalami perpindahan letaknya di garis paralel bumi pada bulan-bulan tertentu.
·
Bayangan dapat
digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin pada foto udara.
Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di
sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting
pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak
terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek
dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara
langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.
Situs dapat diartikan sebagai berikut :
1.
Letak suatu obyek
terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet, 1975). Van Zuidam menjelaskan
pengertian ini dengan situasi atau situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan
atau letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak
iklim terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi
2.
Letak suatu obyek
terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di
rawa, di puncak bukit yang kering dan di sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek
lain di sekitarnya.
Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek
yang lainnya. Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api
yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan
obyek lain. Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering
merupakan petunjuk bagi obyek lain. Keterkaitan suatu obyek dengan obyek
lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :
·
Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai kaitan/hubungan dengan
obyek A.
·
Dengan kata lain
obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.
·
Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri khusus obyek A.
·
Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan dengan obyek A.
Beberapa contoh obyek
dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi mengggunakan unsur
asosiasi misalnya :
1. Lapangan Sepakbola
Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan
sepakbola jika lapangan tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya.
Jika tidak terlihat adanya gawang maka obyek tersebut belum tentu merupakan
lapangan sepakbola, bisa lapangan lain. Obyek gawang dapat dikatakan sebagai
ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.
2. Stasiun Kereta Api
Sebuah bangunan dengan bentuk memanjang dikenali sebagai stasiun
kereta api jika pada sekitar bangunan tersebut terdapat rel kereta api lebih
dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun tetapi sangat
berhubungan dengan keberadaan stasiun.
Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di
asosiasikan dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak
beroperasi.
3. Terminal Bis
Sebuah obyek dikenali sebagai terminal bis
jika pada lahan bagian dalam terminal tersebut berupa lahan parkir yang
dipenuhi oleh bus/kendaraan angkutan umum. Lahan parkir di bagian dalam
merupakan ciri-ciri terminal, sedangkan bus/angkutan umum yang sedang diparkir
bukan ciri-ciri terminal tetapi keduanya sangat berkaitan dengan bangunan terminal
itu sendiri.
4. Bandara/Lapangan Terbang
Sebuah obyek dikenali sebagai bandara/lapangan terbang jika di
sekitar landasan terdapat hanggar dan area parkir untuk pesawat.
5. Bangunan Sekolah
Sebuah bangunan dikenali sebagai sekolah jika di sekitar/dalam
kompleks bangunan tersebut memiliki lapangan untuk kegiatan olahraga seperti
lapangan basket, tenis, voli atau badminton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar